Wednesday, October 9, 2013
Perjanjian Green Hilton Memorial Agreement adalah Dokumen Palsu - Analisis
Akhir-akhir ini sebuah dokumen yang
disebut Green Hilton Memorial Agreement cukup menimbulkan kehebohan di
dunia maya. Dokumen misterius ini menyebutkan bahwa Amerika Serikat
memiliki hutang 57.000 ton emas kepada Indonesia. Bahkan disebutkan
bahwa dokumen inilah yang menyebabkan CIA ikut menggulingkan Presiden
Sukarno. Tapi, sebaiknya kita tidak melihat terlalu jauh. Soalnya ada
alasan kuat untuk mengatakan bahwa dokumen ini sesungguhnya adalah
dokumen palsu.
Saya membuat alur tarikan garis untuk
tanda tangan asli dan tanda tangan pada dokumen Green Hilton. kalian
bisa melihat keduanya sangat jauh berbeda. Terlihat pada huruf "S", "K"
dan "R".
Ini adalah alur tarikan garis pada tanda tangan asli.
Dan ini adalah alur tarikan garis pada dokumen Green Hilton Memorial
Pada kasus Green Hilton Memorial, disebutkan bahwa dokumen tersebut ditandatangani pada tanggal 14 November 1963 di Jenewa, Swiss.
Kita bisa memeriksa keabsahannya dengan cara melacak keberadaan sang penandatangan. Dalam hal ini Presiden Sukarno dan Kennedy.
Lalu dimana Sukarno pada tanggal tersebut?
Di Indonesia, dokumen ini mungkin baru
heboh pada tahun 2013 ini. Namun di Amerika, berita ini sudah beredar
sejak tahun 2008 lewat situs bibliotecapleyades.net. Ketika sampai ke Indonesia, beritanya dibuat menjadi lebih bombastis. Misalnya, kalimat pembuka dalam sebuah situs berita memuatnya seperti ini (saya kutip apa adanya):
"Inilah perjanjian yang paling
menggemparkan dunia. Inilah perjanjian yang menyebabkan terbunuhnya
Presiden Amerika Serikat John Fitzgerald Kennedy (JFK) 22 November 1963.
Inilah perjanjian yang kemudian menjadi pemicu dijatuhkannya Bung Karno
dari kursi kepresidenan oleh jaringan CIA
yang menggunakan ambisi Soeharto. Dan inilah perjanjian yang hingga
kini tetap menjadi misteri terbesar dalam sejarah ummat manusia."
Mengenai isi perjanjian tersebut, saya rasa tidak perlu saya posting seluruhnya. Jika kalian ingin mengetahuinya, kalian bisa membaca berita lengkapnya di situs tersebut.
Mengenai isi perjanjian tersebut, saya rasa tidak perlu saya posting seluruhnya. Jika kalian ingin mengetahuinya, kalian bisa membaca berita lengkapnya di situs tersebut.
Bagi mereka yang kurang memahami
persoalan ekonomi mungkin akan sedikit kebingungan membacanya. Yang bisa
saya tangkap, emas sebesar itu dipinjamkan oleh Sukarno kepada Amerika
untuk digunakan sebagai cadangan supaya pihak Amerika bisa mencetak uang
dolar.
Singkatnya seperti ini:
1. Sukarno memegang kuasa atas emas-emas (yang disebut sebesar 57.000 ton) tersebut.
2. Lalu Sukarno memindahkan emas itu ke Amerika.
3. Sebagai gantinya, pihak Amerika akan memberikan bunga senilai 2,5 persen dari harga emas.
4. Karena Sukarno tumbang, pembayaran
bunga tersebut belum pernah dicairkan sampai sekarang dan emas tersebut
lenyap dari pantauan radar.
Mungkin beberapa dari kalian akan
bertanya mengapa emas itu digunakan untuk mendukung pencetakan uang
dolar. Penjelasannya kurang lebih seperti ini:
Pada tahun 1963, sistem keuangan Amerika
masih menggunakan "Gold Standard". Artinya untuk setiap dolar yang
dicetak, maka harus ada emas
yang dicadangkan. Dengan kata lain, jika memiliki tambahan cadangan
emas sebanyak 57.000 ton, maka Amerika bisa mencetak uang dolar sebesar
nilai emas tersebut.
Amerika Serikat baru menghentikan sistem
Gold Standard pada tahun 1971. Dan pada tahun 2013 ini sudah tidak ada
negara yang menggunakan sistem semacam itu.
Jadi kita tahu alasannya sekarang.
Mungkin di antara kalian ada yang
penasaran berapa nilai sebenarnya emas sebanyak 57.000 ton itu. Untuk
sekedar informasi, nilainya jelas sangat besar. Saya sudah membuat
sedikit perhitungan mengenainya yang bisa kalian lihat pada gambar
berikut ini.
Emas sebesar 57.000 ton itu sama dengan
61.685 Trilyun Rupiah. Sebuah jumlah yang sangat besar. Mungkin kita
sukar membayangkannya. Sebagai perbandingan, pada September 2013, jumlah
hutang luar negeri Indonesia adalah 2.983 Trilyun. Jadi benar seperti
yang diisukan selama ini. Harta karun revolusi Sukarno akan mampu
melunasi seluruh hutang Indonesia dan bahkan masih memiliki kelebihan
untuk memakmurkan rakyat. Itu pun jikalau emas tersebut memang ada.
Tapi baiklah, cukup dengan
hitung-hitungan ekonomi. Seperti yang sudah saya katakan di paragraf
pembuka, ada alasan untuk menyebut dokumen tersebut sebagai dokumen
palsu sehingga saya rasa saya tidak perlu berbicara lebih lanjut soal harta sebesar itu.
Jika mau menelusuri lebih jauh, saya
yakin akan menemukan lebih banyak bukti palsunya dokumen ini. Namun saya
berhenti ketika telah mendapatkan beberapa yang saya anggap cukup
fatal. Nah, ini adalah bukti-bukti yang saya maksud.
Stempel Kepresidenan Amerika Serikat
Stempel kepresidenan Amerika ada di sebelah kiri. Pada stempel tersebut tertulis United States of America (Bagian atas) dan The President (Bagian bawah). Masalahnya adalah desain semacam ini tidak pernah digunakan sama sekali.
Memang desain stempel presiden Amerika
Serikat beberapa kali mengalami perubahan. Tapi tidak pernah ada yang
menyerupai stempel pada dokumen Green Hilton Memorial Agreement
tersebut.
Pada stempel yang asli, di belakang
burung Rajawali terdapat 13 gumpalan awan yang tidak terlihat pada
stempel dokumen Green Hilton memorial Agreement.
Desain stempel semacam ini mulai berlaku sejak executive order 10860 tahun 1960. Pada tahun 1963, seharusnya Kennedy juga menggunakan stempel yang sama.
Lalu bagaimana dengan stempel kepresidenan Republik Indonesia?
Stempel Presiden Sukarno pada dokumen tersebut mirip dengan stempel kepresidenan yang didesain tahun 1950. Jadi saya rasa tidak bermasalah.
Memang, ada kemungkinan bahwa saya salah
dalam hal ini. Bisa saja stempel yang digunakan pada perjanjian
internasional berbeda dengan versi resmi (Stempel presiden Amerika
memiliki beberapa versi tergantung tujuan penggunaan). Namun saya kira
kemungkinannya akan sangat kecil. Penggunaaan kata "United States of
America" sendiri tidak pernah ada di dalam stempel versi manapun. Yang
ada hanya "United States".
Jadi, bukti pertama kita adalah masalah stempel kepresidenan Amerika yang tidak sesuai.
Sekali lagi, mungkin saya salah, mungkin
juga tidak. Karena itu untuk menguatkan dugaan saya mengenai palsunya
dokumen ini, saya akan memberikan bukti tambahan.
Bekas Cropping Pada Dokumen?
Jika kita melihat dengan baik salah satu
screenshot dokumen yang ada, kita bisa melihat logo burung Garuda di
atas dokumen sepertinya merupakan hasil sebuah cropping.
Lihat bekas seperti kotak pada burung
Garuda tersebut. Apakah itu bekas cropping? Jika iya, maka sepertinya
logo itu telah ditempel lewat photoshop.
Selain itu, logo burung Garuda tersebut
berbeda dengan stempel resmi kepresidenan RI. Kita tidak pernah melihat
ada logo resmi negara dengan sayap Garuda memotong lingkaran.
Desain semacam ini mirip dengan pajangan burung Garuda yang ada di kedutaan besar Republik Indonesia di Washington.
Tapi, ini adalah pajangan. Tentu saja berbeda dengan stempel resmi untuk dokumen. Apakah mungkin sang pemalsu dokumen telah meniru desain pajangan ini karena mengiranya sebagai versi resmi kepresidenan RI?
Nah, untuk yang satu ini, saya pun tidak
mengatakan bahwa saya pasti benar. Bisa jadi kertas dokumen tersebut
memang memiliki bentuk "kotak" seperti cropping. Dan bisa jadi juga saya
salah dalam hal penggunaan logo resmi kepresidenan pada perjanjian
internasional.
Untuk itu, saya akan memberikan bukti lainnya.
Tanda Tangan Sukarno
Dari dokumen Green Hilton Memorial
tersebut, ada indikasi bahwa tanda tangan Presiden Sukarno berbeda
dengan tanda tangan aslinya. Mari kita bandingkan tanda tangan Sukarno
pada dokumen tersebut dengan tanda tangan asli yang kita miliki.
Ini adalah tanda tangan Sukarno yang
asli yang diambil dari potongan Keppres No.129 tahun 1961 tentang
penyederhanaan partai politik.
Sedangkan ini adalah tanda tangan Sukarno pada dokumen Green Hilton.
Sedikit mengenai tanda tangan. Karena
tanda tangan merupakan hasil dari tulisan tangan, maka hampir dipastikan
bahwa tidak akan ada tanda tangan yang sama persis, bahkan walaupun
yang menandatangani adalah orang yang sama. Kadang, mood yang berbeda
bisa menghasilkan tanda tangan yang berbeda pula.
Tapi, ada satu yang selalu sama.
Yang saya maksud adalah cara dia menarik garisnya (stroke).
Tanda tangan sendiri adalah produk dari
kebiasaan yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Ketika seseorang
membubuhinya di atas sebuah dokumen, ia tidak berpikir. Ia hanya
menggoreskan penanya. Semuanya otomatis, sama seperti ketika kalian
mengikat tali sepatu. Karena itu, cara dia menarik garis pasti akan sama
pada setiap tanda tangan.
Jadi, jika kalian ingin memeriksa
keaslian tanda tangan seseorang, periksalah tarikan garisnya. Jika
berbeda, maka dipastikan bahwa tanda tangan tersebut telah dipalsukan,
walaupun terlihat sangat mirip.
Dalam kasus dokumen Green Hilton Memorial Agreement ini, jelas arah tarikan garis kedua tanda tangan berbeda.
Ini adalah alur tarikan garis pada tanda tangan asli.
Dan ini adalah alur tarikan garis pada dokumen Green Hilton Memorial
Bisakah kalian melihat perbedaannya?
Selain perbedaan pada tiga huruf tersebut, salah satu kesalahan yang paling fatal adalah kurangnya tanda titik dan garis pada tanda tangan Green Hilton Memorial. Kalian bisa memeriksa semua tanda tangan Sukarno. Titik dan garis pada ujung tanda tangan tersebut selalu ada.
Pada dokumen yang satu lagi, titik dan garis ini muncul. Tapi, tarikan garis pada huruf "S" berbeda dengan yang satunya lagi.
Saya tidak akan heran dengan hal ini.
Mereka yang meniru tanda tangan pasti hanya akan memiripkan tanda tangan
tanpa peduli dengan alur tarikannya.
Selain masalah tarikan. Ada satu lagi
yang menarik. Jika kalian teliti, pasti kalian sudah bisa menemukan
perbedaan lainnya dari tanda tangan yang asli dan tidak.
Perhatikan kembali gambar tanda tangan asli dan tanda tangan pada Green Hilton Memorial. Bisakah kalian melihat perbedaannya?
Perbedaannya
adalah pada nama penandatangan. Pada tanda tangan asli ditulis
"Sukarno". Pada tanda tangan palsu ditulis "Soekarno". Sebuah kesalahan kecil yang dilupakan oleh sang pemalsu.
Soal ejaan ini, ada ceritanya.
Dalam buku Bung Karno penyambung lidah rakyat
karya Cindy Adams yang terbit tahun 1965, disebutkan bahwa Presiden
Sukarno sendirilah yang meminta namanya ditulis dengan "Sukarno" dan
bukan "Soekarno". Ini dikarenakan pada tahun 1947, Indonesia sudah resmi
menggunakan Ejaan Soewandi yang salah satu cirinya adalah mengganti
"OE" dengan "U". Jadi Sukarno ingin konsisten dengan perubahan itu.
Sang pemalsu tanda tangan mungkin
melihat tanda tangannya dan membaca "Soekarno" sehingga ia ikut
memberikan nama itu pada dokumen.
Masih kurang kuatkah buktinya?
Kalau begitu, saya berikan bukti yang terakhir.
Keberadaan Presiden Sukarno dan Kennedy
Sebuah dokumen resmi negara tidak boleh
salah dalam pemberian tanggal. Dalam surat kelurahan, mungkin masih
bisa. Tapi jelas tidak untuk perjanjian sekaliber Green Hilton Memorial
ini.Pada kasus Green Hilton Memorial, disebutkan bahwa dokumen tersebut ditandatangani pada tanggal 14 November 1963 di Jenewa, Swiss.
Kita bisa memeriksa keabsahannya dengan cara melacak keberadaan sang penandatangan. Dalam hal ini Presiden Sukarno dan Kennedy.
Lalu dimana Sukarno pada tanggal tersebut?
Memang
susah melacak keberadaan Sukarno. Soalnya dokumentasi kita tidak cukup
memadai. Namun ada indikasi kuat bahwa Sukarno tidak berada di Swiss.
Tahun
1960-an adalah tahun yang cukup rumit bagi Indonesia. Tahun 1962,
Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah Asian Games ke-4. Karena
Indonesia menjalin hubungan baik dengan Cina dan Palestina, maka
Indonesia menolak keikutsertaan Taiwan dan Israel. Ini menyebabkan
komite Olimpiade Internasional memberi sanksi kepada Indonesia.
Sukarno
menjadi marah. Lalu ia memutuskan untuk menciptakan event tandingan
semacam Olimpiade yang disebut Ganefo (Games of the New Emerging
Forces). Sambil membawa semangat yang juga dibawa oleh gerakan non blok,
Sukarno menekankan kekuatan Ganefo sebagai simbol pemberontakan
terhadap kekuatan adidaya.
Nah,
Ganefo pertama diadakan pada tanggal 10-22 November 1963. Acara
tersebut dibuka langsung oleh Presiden Sukarno. Jadi pada tanggal 10
November, Sukarno masih ada di Jakarta. Tidak ada catatan mengenai keberadaannya pada tanggal 14 November.
Tapi pertanyaannya adalah: "Apakah
dalam masa penyelenggaraan event yang dianggapnya sebagai simbol
kekuatan negara-negara berkembang itu Sukarno mau pergi ke Swiss?
Saya rasa tidak.
Jadi,
saya menduga bahwa Sukarno tidak berada di Swiss pada tanggal itu. Saya
pun tidak bisa menemukan catatan perjalanannya ke Swiss pada tanggal
tersebut.
Mungkin kalian masih belum puas dengan jawaban ini. Tunggu dulu. Masih ada Kennedy.
Sebenarnya pemalsu dokumen ini kurang
teliti. Seharusnya mereka tahu bahwa gerak-gerik presiden Amerika
dicatat dengan teliti dan didokumentasikan dengan sangat baik. Bahkan 50
tahun setelah itu, kita masih bisa melacaknya.
Dalam kasus ini mereka telah memilih tanggal yang salah. Dan ini fatal.
Pada tanggal 14 November 1963, Kennedy
ternyata sedang berada di Washington, Amerika Serikat, dan tidak berada
di Swiss. Saat itu ia memberikan konferensi pers dan menjawab pertanyaan
berbagai wartawan. Kalian bisa melihatnya di situs JFK Library atau kalian juga bisa melihat rekamannya di link youtube berikut ini.
Masih belum puas?
Baiklah, saya lanjutkan.
Pada tanggal 15 November 1963, Kennedy juga tidak ada di Swiss karena ia menghadiri konferensi AFL CIO di New York. AFL CIO adalah salah satu organisasi serikat buruh di Amerika.
Tapi tunggu dulu. Mungkin di antara kalian ada yang tidak puas lalu bertanya, "Bro enigma, apa yang dilakukan Kennedy sebelum ia konferensi pers pada tanggal 14 November?"
Pertanyaan bagus. Pada tanggal 13
November, Kennedy masih ada di Washington, menghadari acara dengan
Resimen Black Watch of the Royal Highlanders. Kalian bisa melihat
rekaman youtubenya disini.
Bagaimana? bukankah ini membuktikan
bahwa pada tanggal 13,14 dan 15 November 1963 Kennedy tidak berada di
Swiss? Jadi bagaimana caranya ia menandatangani dokumen Green Hilton
Memorial tersebut?
Indikasi stempel kepresidenan Amerika
yang palsu, kemungkinan cropping pada dokumen, tanda tangan Sukarno yang
juga terindikasi dipalsukan dan Presiden Kennedy yang jelas tidak
berada di Swiss pada tanggal ditandatanganinya dokumen itu. Apakah
bukti-bukti ini masih kurang kuat?
Sumber: www.xfile-enigma.blogspot.com
Tidak ada komentar